Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tidak hanya sebatas teori, melainkan juga praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Salah satu bentuk implementasi paling efektif adalah melalui demokrasi di kelas. Konsep ini membiasakan siswa dengan nilai-nilai musyawarah, partisipasi aktif, menghargai perbedaan pendapat, dan bertanggung jawab atas pilihan bersama. Menerapkan demokrasi di kelas menjadi fondasi penting untuk membentuk warga negara yang kritis, partisipatif, dan toleran di masa depan.
Praktik demokrasi di kelas dapat dimulai dari hal-hal sederhana, seperti pemilihan ketua kelas, pembagian tugas piket, hingga penyusunan aturan kelas bersama. Dalam proses ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk menyampaikan pendapat secara santun, mendengarkan pandangan teman, serta mencapai kesepakatan melalui musyawarah. Pengalaman langsung ini mengajarkan siswa tentang pentingnya proses, bukan hanya hasil, dalam pengambilan keputusan yang melibatkan banyak pihak.
Selain itu, sekolah juga seringkali menerapkan demokrasi di kelas dalam skala yang lebih besar, seperti pemilihan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Proses pemilihan yang transparan, jujur, dan adil, mulai dari kampanye, debat kandidat, hingga pencoblosan suara, memberikan pengalaman nyata kepada siswa tentang mekanisme demokrasi. Ini menjadi laboratorium mini yang menyiapkan mereka untuk menjadi pemilih yang cerdas dan pemimpin yang bertanggung jawab di masa depan.
Sebagai contoh konkret, pada hari Rabu, 17 April 2024, SMP Bina Bangsa mengadakan pemilihan ketua OSIS serentak yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 7, 8, dan 9. Menurut Ibu Ratna Sari Dewi, Pembina OSIS SMP Bina Bangsa, yang diwawancarai oleh tim media pada pukul 15.00 WIB, proses ini berjalan sangat partisipatif, dengan tingkat partisipasi pemilih mencapai 95%. Siswa-siswi tidak hanya memilih, tetapi juga terlibat dalam kepanitiaan pemilihan, belajar tentang pentingnya integritas dan transparansi. Bahkan, Kompol Ahmad Satria dari Polsek setempat turut hadir mengamati jalannya proses dan mengapresiasi implementasi nilai demokrasi di lingkungan sekolah tersebut.
Melalui praktik demokrasi di kelas, PPKn tidak lagi menjadi mata pelajaran yang kaku, melainkan pengalaman belajar yang dinamis dan relevan. Ini adalah investasi penting untuk membangun ketahanan demokrasi dari generasi muda, memastikan mereka tumbuh menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.
